Home Seni Budaya Sejarah Kranggan (5): Di Tangan Anim Imamuddin Ilmu Carek Dikolaborasi Dengan Ilmu Coret

Sejarah Kranggan (5): Di Tangan Anim Imamuddin Ilmu Carek Dikolaborasi Dengan Ilmu Coret

Oleh Bachtiar

320
0
SHARE
Sejarah Kranggan (5): Di Tangan Anim Imamuddin Ilmu Carek Dikolaborasi Dengan Ilmu Coret

Keterangan Gambar : Rumah adat Kampung Kranggan (foto tiar)

Bekasi, PJMINews.com - Bagi generasi muda Kranggan yang lahir di jaman now mendengar istilah ilmu carek barangkali sangat asing. Terlebih lagi yang tidak ada kepedulian dengan kegiatan adat dan budayanya sendiri.

Padahal ilmu carek ini secara umum sangat penting untuk mengasah ketajaman daya ingat otak. Terlebih jika kita mampu menghafal dan memahami secara khusyuk doa-doa yang terkandung di dalam ilmu ini maka tak sulit untuk menjadi manusia sakti yang bisa dengan mudah meraih semua yang menjadi keinginan.

Seperti yang diungkapkan Anim Imammuddin sesepuh kampung adat Kranggan kepada Jurnal Kranggan beberapa waktu lalu dikediamannya.

Penduduk asli Kranggan khususnya para sesepuh adat sejak dulu menganut ilmu carek yang berarti kalimat atau ucapan. Berbeda dengan sekarang yang menggunakan ilmu coret atau tulisan.

"Carek itu kalimat atau ucapan, jadi dongeng ceritanya. Kalau orang dulu punya aturan doa-doa gak boleh ditulis kalau ditulis nanti katanya gak manjur. Semua harus dihafal. Orang dulu itu lebih kepada bagaimana mengasah otaknya dengan baik, nah itu namanya ilmu carek," kata Anim.

Tapi, lanjut dia, dirinya tidak akan terpaku dengan ilmu carek, untuk jaman sekarang harus menggunakan juga ilmu coret, dengan tulisan.

"Semua riwayat, sejarah dan apapun yang terkait dengan kegiatan adat dan budaya Kranggan Lembur harus tercatat, ada data basenya dan dituangkan ke dalam sebuah buku," cetusnya.

Seperti kemarin misalnya, lanjut Anim, dirinya membuat petisi dengan mengumpulkan 9 pemuda asli Kranggan membahas masalah Kranggan menghadapi jaman yang semakin modern.

"Kranggan ini sudah banyak dikenal negara luar. Dari Ingris, Jerman, Denmark semua study banding di sini. Bahkan dari Jepang dan Korea juga datang kesini, termasuk Komisi X DPR RI sudah berkunjung ke Kasepuhan Kranggan. Maka Kasepuhan Kranggan Lembur sudah saatnya dikelola secara profesional. Harus dikolaborasikan antara teknologi tradisional dengan teknologi modern terutama dalam pengelolaan data informasi dan publikasi," ungkapnya.

Maka dari itu, lanjut dia, sangat perlu melibatkan pemuda dan sudah kami wadahi melalui Komunitas Pemuda Adat Kranggan atau Kopak.

"Pemuda inilah nanti yang akan mengelola dan melaksanakan kebijakan dari kasepuhan termasuk melaksanakan event upacara adat Kranggan," tutupnya.***