Home Ekonomi Kreatif Nelayan Pesisir Paloh Sambas terima Rumah Garam

Nelayan Pesisir Paloh Sambas terima Rumah Garam

136
0
SHARE
Nelayan Pesisir Paloh Sambas terima Rumah Garam

Keterangan Gambar : Kementerian Kelautan dan Perikanan menyerahkan bantuan Rumah Garam kepada Kelompok Nelayan Kampak Indah Desa Sebubus Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Kamis (5/12/2024).

JAKARTA - PJMINews.com - Muhammadiyah dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalin kerjasama dengan membangun fasilitas rumah garam bagi nelayan Sambas di tengah rencana larangan impor garam. 

"Serah terima Rumah Garam dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kepada kelompok nelayan Kampak Indah dilaksanakan pada  5 Desember 2024," kata Ketua Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta DR Endang Rudiatin di Jakarta, Sabtu. 

Menurut Endang, Munandar, ketua tim teknis dari KKP, menyerahkan fasilitas itu kepada Nedi Jaini ketua kelompok nelayan.

Acara serah terima disaksikan oleh Camat Paloh yg diwakili Agus, Kades Sebubus Irpandi Riyadi, UPT PSPL Kalbar, Hanizam, Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah Sambas Munadi dan Wibowo dari Konsorsium Studi Pesisir, Kelautan dan Perbatasan Indonesia (KP2I). 

KP2I merupakan lembaga yang terdiri dari empat Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA), UM Jakarta, UM Pontianak, Instekmu Tarakan dan UM Kupang. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah lagi. KP21 yang dilaunching pada 7 September 2023 oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu'ti, akan mendampingi  para nelayan tersebut dalam pengelolaan Rumah Garam agar berkelanjutan. Pendampingan nelayan selama sejak 2020 hingga 2024, pada mulanya dilakukan oleh Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta, sebagai inisiator terbentuknya KP2I. 

Lebih jauh Endang mengatakan bahwa pendampingan nelayan selanjutnya akan diestafetkan kepada KP2I untuk memperluas jaringan perguruan tinggi dalam keikutsertaan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari kewajiban Catur Dharma PTMA.

Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadyah Prof. Bambang Setiaji menyambut baik kegiatan ini, dan bersiap untuk melanjutkan kerjasama ini di bawah koordinasi Majelis Diktilitbang. 

Endang berharap kehadiran Rumah Garam di Kampak Indah dapat membantu kebutuhan garam bagi 26 kilang ubur-ubur dan berharap, rumah garam juga dapat dibangun di desa Temajuk, yang memiliki 20 kilang ubur-ubur. Kilang-kilang tersebut berada di sepanjang pesisir Paloh. 

"Garam juga dibutuhkan untuk pengelolaan produk kelautan lainnya," ujar Endang. 

Kerja rumah garam ini adalah air laut yang telah diendapkan semalaman dituangkan ke dalam meja penampungan di dalam rumah garam yang beratap plastik bening.

Rumah garam akan menjebak panas dan menguapkan air laut. Uap air hasil penguapan akan dialirkan ke penampungan merupakan air murni bebas mineral. Sementara garam yang tertinggal di meja penguapan, dapat langsung dipanen.

Setiap tahun nelayan Sambas khususnya di pantai Kampak Indah mengalami musim ubur-ubur dari Maret hingga Mei. Sepanjang pantai Paloh dari desa Temajuk hingga Sebubus akan dibanjiri ubur-ubur. Kebutuhan garam dalam pengolahan ubur-ubur menjadi "salted jellyfish" sekitar 50 ton setiap kilang.