![Menag: Indonesia Butuh 6 Juta Eksamplar Al Quran Tiap Tahun](http://pjminews.com/asset/foto_berita/mentok-3.jpg)
Keterangan Gambar : Menteri Agama Nasaruddin Umar (kanan), Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin (tengah) saat meresmikan UPQ dan PLKI di Ciawi (Foto aboe)
Ciawi, pjminews.com-Indonesia butuh al-Alquran 6 juta eksamplar tiap tahun. Kebutuhan itu tidak akan berkurang dengan adanya al-Quran digital yang bisa dibaca di gadget. Karena membaca kitab suci dalam bentuk kitab (cetak) merupakan tradisi yang sulit tergantikan. Itulah sebabnya Kementerian Agama mengotimalkan Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) miliknya, yang terletak Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar pada peresmian Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) di UPQ, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI, di Ciawi, Rabu (4/12/2024).
Ikut mendampingi Menag Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dan sejumlah eselon satu Kemenag lainnya.
“Membaca al-Quran itu perlu adat, perlu etika dan tidak bisa di sembarang tempat. Karena adab membacanya itu sudah bernilai ibadah. Sementara membaca al-Quran di gadget sangat riskan terkontaminasi dengan hal-hal yang tidak patut. Misalnya pada saat membaca bisa saja muncul gambar-gambar yang tidak senonoh,” ujar Menag pada sesi tanya jawab dengan wartawan.
Bahkan, lanjut Menag, di beberapa tradisi di Nusantara, robekkan al-Quran saja tidak boleh dibuang di tempat sampah. Tapi ditempatkan di tempat yang baik, atau dibakar. Umat Islam sangat memuliakan al-Quran dalam bentuk cetak. Jadi posisi al-Quran cetak akan sulit tergantikan oleh al-Quran digital.
“Kalau al_Quran di gadget, mislanya, mau ke kamar kecil, bagaimana? Apa gadgetnya dititipkan di luar? Itu kan juga riskan. Makanya saya yakin kebutuhan al-Quran cetak tidak akan berkurang meskipun adanya al-Quran digital. Masyarakat kita masih care dengan al-Quran cetak, ” yakin Menag.
Bukan cuma al-Quran
Lebih jauh dikatakan Menag Indonesia butuh enam juta eksamplar al-Quran tiap tahunnya. Tetapi kebutihan itu belum bisa terpenuhi. Baik oleh pemerintah maupun swasta. Unit Percetakan al-Quran ini diharapkan mampu mencetak sebanyak satu juta eksamplar tiap tahunnya.
Tetapi ditegaskan Menag unit percetakan milik Kementeriannya itu tidak hanya berfokus untuk mencetak kitab suci al-Quran.
“Perlu saya tekankan bahwa percetakan ini bukan hanya mencetak Al-Qur’an, tetapi juga bisa menerima pesanan untuk mencetak buku, jurnal, bahkan kitab suci agama lain,” ujarnya.
UPQ dirancang untuk bersikap netral dan profesional dalam memenuhi kebutuhan percetakan berbagai jenis literatur keagamaan maupun non-keagamaan.
“Kementerian Agama bukan hanya untuk agama tertentu. Kita mencetak apapun di sini secara profesional. Walaupun namanya percetakan Al-Qur’an, mekanismenya memungkinkan untuk mencetak beragam kebutuhan, termasuk buku pelajaran dan jurnal,” jelasnya.
Keberadaan UPQ ini menunjukkan semangat keterbukaan Kementerian Agama dalam melayani masyarakat tanpa memandang latar belakang agama tertentu. Hal ini diharapkan dapat memperkuat harmonisasi antarumat beragama melalui akses yang lebih luas terhadap literasi keagamaan.
Dengan peresmian gedung PLKI ini, UPQ diharapkan dapat terus meningkatkan perannya sebagai fasilitas strategis dalam mendukung penyebaran nilai-nilai keagamaan dan pendidikan di Indonesia.***(pjmi/IL)
LEAVE A REPLY