Home Khazanah Islam KH. Bachtiar Nasir Serukan Netizen Indonesia untuk Jaga Lisan

KH. Bachtiar Nasir Serukan Netizen Indonesia untuk Jaga Lisan

119
0
SHARE
KH. Bachtiar Nasir Serukan Netizen Indonesia untuk Jaga Lisan

Keterangan Gambar : KH. Bachtiar Nasir (sumber foto : ist/ubn/pjminews)

JAKARTA PJMINews – Dalam khutbah Jumat yang berlangsung di Masjid AQL Islamic Center, KH. Bachtiar Nasir, ulama yang dikenal dengan Tadabbur Al-Qur’an ini menyampaikan pesan penting tentang menjaga lisan sebagai salah satu kunci keselamatan hidup. Beliau menyampaikan khutbah dengan tema “Menjaga Lisan”.

Pada pendahuluan khutbahnya, KH. Bachtiar Nasir menyampaikan seruan penting untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Beliau menyoroti kondisi mengenaskan yang dialami oleh saudara-saudara kita di Gaza Utara yang sedang terkepung, dengan laporan adanya lima orang yang terancam kematian akibat kelaparan. Beliau menyatakan bahwa dalam situasi seperti ini, tidak pantas untuk membahas hal-hal lain meskipun penting dalam urusan agama, karena banyak saudara kita yang sedang dibantai.

Pimpinan AQL Islamic Center ini juga menyinggung korban bencana alam yang terjadi di berbagai tempat dan mengajak umat untuk membuka mata dan hati mereka. Beliau menekankan pentingnya memiliki empati dan berbagi rezeki dengan orang lain, mengingat kondisi banyaknya saudara yang menderita. Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa menjaga ketakwaan adalah hal yang sangat penting, terutama di saat-saat seperti ini.

Dalam khutbahnya, KH. Bachtiar Nasir juga menyinggung perlunya menjaga lisan dan perilaku, yang menurut beliau, menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan di Indonesia saat ini. Misalnya, kasus yang sedang viral, tokoh agama yang tak bisa menjaga lisannya, sehingga menjadi kegaduhan di jagad media akibat mengolok penjual es teh.

KH. Bachtiar Nasir juga menggarisbawahi pentingnya menjaga lisan sebagai penentu nasib kita di dunia dan akhirat. Beliau menjelaskan bahwa ketakwaan kepada Allah adalah kunci utama yang mampu membuka gerbang keberhasilan abadi, baik di dunia maupun di akhirat.

KH. Bachtiar Nasir menekankan bahwa ketakwaan sejati tidak hanya menyejukkan hati tetapi juga menjadi pelita yang menerangi jalan menuju ridha Allah. Oleh karena itu, umat Islam harus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah, berislam sampai mati, dan mati dalam kondisi berpegang teguh pada Islam.

Beliau juga mengingatkan bahwa lisan adalah cermin hati. Lidah yang terjaga dari ucapan sia-sia dan menyakitkan merupakan tanda kebijaksanaan dan kematangan iman. Ucapan yang baik tidak hanya menyenangkan hati yang mendengarnya tetapi juga menjadi ibadah yang berbuah pahala. Sebaliknya, lidah yang tajam dapat melukai lebih dalam daripada pedang, dan satu kata yang terucap tanpa pemikiran matang bisa membawa penyesalan panjang bahkan mengantar ke jurang neraka.

KH. Bachtiar Nasir mengajak jamaah untuk berhati-hati dalam setiap kata yang keluar dari lisan, memilih kata-kata yang baik dan meninggalkan yang buruk. Meskipun berat untuk diucapkan, menjaga lisan adalah tanggung jawab setiap individu. Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia tetapi juga menunjukkan ketakwaan kepada Allah. Beliau menekankan pentingnya menjadikan setiap kata yang terucap sebagai refleksi dari hati yang bersih, niat yang tulus, dan akhlak yang mulia.

"Seperti memilih pakaian terbaik untuk dipakai, pilihlah kata-kata kita dengan bijak. Ucapan yang baik adalah keindahan yang memancar dari dalam diri," ujar KH. Bachtiar Nasir, dalam pesan khutbahnya.

KH. Bachtiar Nasir membuka khutbahnya juga mengingatkan bahwa setiap ucapan manusia menjadi saksi atas amal perbuatannya di hadapan Allah SWT. Beliau mengutip sabda Rasulullah ?: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pesan ini relevan, terutama dalam konteks penggunaan media sosial di era digital. KH. Bachtiar Nasir menyebutkan bahwa netizen sering kali tergelincir dalam dosa lisan, baik melalui komentar, unggahan, maupun pesan singkat.

KH. Bachtiar Nasir juga menegaskan bahwa menjaga lisan adalah bagian dari ketakwaan. Beliau mengutip firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 53:“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.'”

Menurut beliau, ucapan yang baik tidak hanya mendamaikan hati sesama manusia, tetapi juga menjadi ibadah yang berbuah pahala. Beliau menyerukan agar netizen lebih bijak dalam menggunakan media sosial, menjadikannya sarana untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian.

KH. Bachtiar Nasir mengingatkan jamaah tentang bahaya lisan yang tidak terkendali. Beliau menyebutkan beberapa bahaya dari lisan yang tidak terkendali, antara lain: Pertama, Menyakiti Perasaan Orang Lain: Perkataan kasar atau tidak dipikirkan dengan baik dapat melukai hati orang lain. Allah memperingatkan dalam QS. Al-Isra [17]: 53 untuk mengucapkan perkataan yang lebih baik agar tidak timbul perselisihan.

Kedua, Menghancurkan Reputasi dan Hubungan Sosial: Fitnah, gosip, atau umpatan dapat merusak hubungan sosial dan nama baik seseorang. Rasulullah ? bersabda bahwa ucapan yang salah dapat menjatuhkan seseorang ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat (HR. Muslim).

Ketiga, Mengundang Dosa: Lisan yang digunakan untuk berdusta, mengumpat, atau berbicara tanpa ilmu dapat menjadi penyebab dosa besar. Rasulullah ? bersabda bahwa banyak dosa manusia berasal dari lisannya (HR. Thabrani).

Keempat, Keselamatan Melalui Menjaga Lisan: Menjaga lisan dari ucapan buruk dan sia-sia adalah bentuk keselamatan. Sya’ir Arab menyebutkan bahwa keselamatan manusia terletak pada menjaga lisan.

KH. Bachtiar Nasir mengajak jamaah untuk menerapkan beberapa langkah praktis dalam menjaga lisan: Pertama, Berpikir Sebelum Berbicara: Setiap kata harus dipikirkan dampaknya. Rasulullah ? bersabda bahwa siapa yang menjaga lisannya akan dijamin surga (HR. Bukhari).

Kedua, Memilih Kata-Kata yang Baik: Allah mengibaratkan kalimat yang baik seperti pohon yang baik dalam QS. Ibrahim [14]: 24. Ketiga, Menghindari Perkataan yang Sia-Sia: Perkataan yang tidak bermanfaat hanya membuang waktu dan energi. Rasulullah ? menyebutkan bahwa meninggalkan hal yang tidak bermanfaat adalah bagian dari kebaikan Islam (HR. Tirmidzi).

Keempat, Menggunakan Lisan untuk Kebaikan: Lisan dapat digunakan untuk berzikir, menyampaikan nasihat, atau menyebarkan ilmu. Allah berfirman dalam QS. An-Nahl [16]: 125 untuk menyeru kepada jalan Tuhan dengan hikmah dan pelajaran yang baik.

Dalam khutbah kedua, KH. Bachtiar Nasir mengajak para jamaah untuk merenungkan firman Allah dalam Al-Qur'an yang berbunyi, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar." Beliau menekankan bahwa Allah menjanjikan perbaikan amal dan pengampunan dosa bagi mereka yang berkata benar.

KH. Bachtiar Nasir mengajak para jamaah untuk berjanji, setelah mendengar khutbah ini, untuk hanya berkata yang benar dan bermanfaat. Beliau menyatakan bahwa selama ini mungkin banyak yang sering mengejek atau berkata yang tidak berguna. Mulai hari ini, beliau mengajak untuk mengamalkan perintah Allah dengan hanya berkata yang benar dan bermanfaat, serta memberikan nasehat yang baik.

Beliau menjelaskan dampak positif dari berkata yang benar, yaitu Allah akan memperbaiki akhlak dan memilihkan perbuatan yang benar. Bagi mereka yang berjanji setelah salat Jumat untuk berkata yang benar, Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka dan membimbing amal mereka dengan amal yang benar. Hal ini termasuk dalam kategori "faqod faaza fauzan 'azhiman," yang berarti mereka telah menjadi pemenang dengan kemenangan yang besar.

KH. Bachtiar Nasir berharap seluruh jamaah dapat berjanji hari ini untuk hanya berkata yang benar, sehingga dosa-dosa mereka diampuni dan Allah membimbing amal mereka. Beliau menutup khutbah dengan doa agar Allah memberikan kekuatan kepada para jamaah untuk menjaga lisan mereka, karena menjaga lisan tidak hanya menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia tetapi juga menunjukkan ketakwaan kepada Allah.

Demikianlah khutbah yang disampaikan KH. Bachtiar Nasir, dengan harapan dapat menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjaga lisan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

(MBS/RD/PJMINews)