Home Edukasi Dari Webinar Internasional FKIP UIA: Masa Depan Guru BK Cerah

Dari Webinar Internasional FKIP UIA: Masa Depan Guru BK Cerah

Tapi tantangannya juga semakin berat

193
0
SHARE
Dari Webinar Internasional FKIP UIA: Masa Depan Guru BK Cerah

Keterangan Gambar : Sebagian peserta webinar internasional FKIP UIA (screenshot) gadget.

Jakarta, pjminews.com - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah  Republik Indonesia menjadikan Bimbingan dan Konseling  (BK) sebagai salah satu program prioritasnya. BK merupakan strategi pendidikan bermutu, yang dapat  membentuk karakter siswa dengan  baik dan mendorong daya saing.

Hal tersebut disampaikan  Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam As Syafiiyah (FKIP UIA) DR. Misbah Fikrianto MM, M.Si, M.Pd.,  saat membuka webinar internasinal bertema: Islamic Counseling in a Global Context: Bridging Tradition and Modernity” (Konseling Islam dalam Konteks Global: Menjembatani Tradisi dan Modernitas),  Sabtu 11 Januari 2025.

“Bimbingan dan Konseling mendorong interaksi dan ekosistem yang berkualitas. Bimbingan dan Konseling sangat penting untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki daya saing yang tinggi. Semua keilmuan Bimbingan dan Konseling dibutuhkan masyarakat untuk memberikan kemudahan dan solusi terhadap berbagai tantangan,” tutur Misbah.

Pemateri pada webinar yang sangat menarik ini, antara lain Wazir Ali, M.IR., M.Ed., M.Phil from Sebelas Maret University and the Ministry of Education, Pakistan. Moses Adeleke Adeoye, M.Ed., P.G.D., B.A., N.CE. from Al-Hikmah University, Ilorin, Nigeria. Dermawan, S.Psi., M.Pd from MAN 2 Kota Pekanbaru dan  Dr. Failasufah., M.Pd.I from MAN 3 Sleman.

Webinar dipandu langsung Kaprodi BK UIA Dita Juwita, M.Pd dan Wakil Dekan FKIP Sabar Lesmana, M.Si Kons. Dan MC/penerjemah dua orang mahasiswa terbaik UIA Shakira Amalia  dan Avvena Sanit.

Banyak informasi menarik dan aktual disampaikan oleh para pembicara yang benar-benar ahli dan menguasai konteks pembicaraan. Baik pembicara dari dalam maupun dari luar negeri.

Seperti dipaparkan oleh pembicara dari MAN 2 Pakanbaru, Dermawan. Dermawan  mengangkat topik problem bimbingan dan konseling di era industri  4.0. Di era ini, menurut Darmawan,  guru BK mempunyai tantangan yang lebih besar akibat  perubahan yang dibawa oleh industri (informasi) sangat cepat.

Berbagai platform media sosial pun bermunculan, menawarkan kemudahan-kemudahan berkomunikasi sampai ke informasi paling rahasia, dan susah dikontrol oleh pihak ketiga. Termasuk oleh orang tua.

“Tantangannya adalah,  konselor harus bisa menyesuaikan diri  dengan memanfaatkan media sosial  sebagai sarana konsultasi. Artinya konselor harus menguasai teknologi informasi yang berubah cepat itu, Kalau tidak bisa menguasainya maka bimbingan yang diberikan akan sia-sia” tuturnya.

Ketika ditanya floor mengenai penyakit ‘skizoferenia medsos’ yakni ketidakkonsistenan antara sikap individu  sehari-hari dengan penampilannya  di platform media sosial yang dia milikinya.  Atau adanya semacam pribadi  ganda yang saling bertolak belakang antara kehidupan nyatanya dengan kehidupan mayanya.

Misalnya di media sosial dia selalu menampilkan nasehat-nasehat yang baik, berdakwah, mengutip  ayat-ayat al-Quran dan hadis, menyebar kata-kata mutiara  dll. Sementara di kehidupan sehar-hari ternyata dia adalah seorang yang bermental buruk, introvert dan bisa jadi seorang maniak atau mempunyai kelainan mental.  

Menjawab pertanyaaan ini Dermawan yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi guru BK mengakui, bahwa gejala ini  menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.

“Ada kemungkinan di dunia nyata dia kurang mampu beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga ia menyalurkan di dunia maya (medsos) yang dia kelola,” tutur Dermawan.

Fenomena ini, lanjut Dermawan, akan terus berkembang.

“Ini merupakan tantangan serius bagi konselor (guru BK) era milenial untuk bisa mengatasinya,” tutup Dermawan..*** ()